Reuleut Timur, 4 November 2025, Tim dosen dari Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh (FK Unimal) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Strategi Penanganan Tersedak pada Anak: Panduan Praktis Maneuver Back Blow, Heimlich, dan Alat Bantu Choking Rescue Device” di Desa Reuleut Timur, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara.
Kegiatan ini diketuai oleh dr. Anna Millizia, M.Ked(An), Sp.An, dengan anggota tim yaitu dr. Yuziani, M.Si, dr. Rizka Sofia, MKT, dr. Wizar P.M, M.Ked(DV), Sp.DV, dr. Khairunnisa Z, M.Biomed, serta dua tenaga pendamping, Finaldi Aziro Adha dan Reynaldi Alfredo.
Tersedak merupakan kondisi darurat yang mengancam jiwa, terutama pada anak-anak, dan menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat cedera tak disengaja pada balita. Menurut data World Health Organization (WHO), kasus tersedak meningkat hingga 17.573 penderita, dengan 59,5% disebabkan oleh makanan dan 31,4% oleh benda asing. Di Amerika Serikat, prevalensi tersedak pada anak di bawah usia 4 tahun mencapai 710 kasus, dengan insiden tertinggi pada usia 1–2 tahun.
dr. Anna Millizia menjelaskan bahwa pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam menangani situasi tersedak sangat penting untuk mencegah kematian anak akibat kelalaian atau kepanikan.
“Pendidikan kesehatan menjadi kunci utama dalam mencegah kematian akibat tersedak. Orang tua perlu memahami tindakan pertolongan pertama seperti maneuver Heimlich dan Back Blow, serta mengenal alat bantu Choking Rescue Device yang kini banyak digunakan secara global,” ujar dr. Anna.

Penelitian di wilayah Aceh Utara menunjukkan bahwa hanya 40% orang tua memiliki pengetahuan tentang penanganan tersedak, sehingga diperlukan program pendidikan kesehatan yang lebih intensif untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, tim dosen FK Unimal menawarkan solusi terintegrasi berupa:
- Pretest untuk mengukur tingkat pengetahuan awal masyarakat,
- Pembentukan kader posyandu yang mendapat bimbingan melalui peer group education,
- Edukasi dan pelatihan langsung terkait teknik Back Blow, Heimlich, dan penggunaan alat Choking Rescue Device,
- Evaluasi dan monitoring berkala untuk menilai efektivitas pelatihan terhadap masyarakat binaan.
Anggota tim dr. Yuziani, M.Si, menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga berkelanjutan.
“Kami ingin menciptakan masyarakat yang sigap dan mampu bertindak cepat dalam kondisi darurat. Keterampilan sederhana seperti ini bisa menyelamatkan nyawa anak dalam hitungan detik,” ungkapnya.
Hasil dari program pengabdian ini akan dituangkan dalam jurnal pengabdian, berita online, serta Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bidang pengabdian, dan dilengkapi dengan dokumen kerja sama resmi dengan pihak desa sebagai mitra binaan.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, memperkuat peran kader desa, serta mewujudkan masyarakat Aceh yang tanggap dan terampil menghadapi kondisi darurat medis.
