Peningkatan jumlah penduduk lansia menimbulkan konsekuensi yang kompleks. Berbagai tantangan yang diakibatkan penuaan penduduk telah mencakup setiap aspek kehidupan. Untuk dapat menyikapi kondisi tersebut, dibutuhkan suatu program evaluasi pencegahan kelanjutusiaan yang mampu mengayomi kehidupan lansia di Indonesia dengan cara mengakomodasi adanya kebutuhan terhadap potensi dan sumber daya penduduk lansia di Indonesia. mengenai kelanjutusiaan, di antaranya: kondisi kesehatan, potensi ekonomi, keadaan sosial, dan akses penduduk lansia terhadap berbagai fasilitas perlindungan dan pemberdayaan bagi peningkatan kualitas hidupnya.
Resiko jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau keluarga yang melihat kejadian yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring, terdudk dilantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa hilang kesadaran dengan atau tanpa luka. Jatuh dapat mengakibatkan berbagai jenis cedera, kerusakan fisik dan psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan jaringan lunak.
Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak konsekuensi termasuk ansietas, hilangnya rasa percaya diri, penbatasan dalam aktivitas sehari-hari, falafobia atau fobia jatuh. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan edukasi pengetahuan kepada masyarakat desa Uteunkot terkait pentingnya pertolongan pertama pada lansia saat kecelakaan di rumah, mengarahkan anggota keluarga lansia agar lebih memperhatikan kesehatan lansia terkait kecelakaan dirumah agar kualitas hidup lansia dapat terjaga dan sosialisasi pengetahuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Sosialisasi ini dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2022 dengan jumlah peserta 50 orang masyarakat desa Uteunkot. Disampaikan oleh Ketua Pengabdian dr. Nora Maulina, M.Biomed., AIFO-K dan anggota pengabdian Harvina Sawitri, SKM, MKM dengan melibatkan mahasiswa Program Studi Kedokteran sejumlah 10 orang.