Banjir masih menjadi bencana alam yang hampir sering terjadi setiap tahunnya di kawasan rentan banjir. Dampak banjir menimbulkan masalah diberbagai lini mulai dari sosial, ekonomi, dan kesehatan yang tentunya langsung dirasakan oleh masyarakat. Untuk mengatasi efek banjir ini FK Unimal Menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Keutapang terkait disaster Medicine dan mental management( ‘Solution In MATURE’ )yang diakibatkan oleh bencana banjir tersebut.
Dalam meminimalkan dampak yang ditimbulkan perlu dilakukan serangkaian upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kesiapan dan kesiagaan masyarakat diperlukan dalam menghadapi bencana tersebut. Hal tersebut terdiri dari training satgas, pemasangan early warning, labelisasi rumah warga, pemasangan jalur evakuasi, titik kumpul, simbolis early warning system, edukasi pencegahan penyakit akibat banjir,edukasi managemen panic attact akibat banjir, edukasi dan pencegahan dan pengobatan stunting, pengobatan massal spesialistik. Berdasarkan survei tim lapangan desa Ketapang Sangat layak dijadikan desa binaan untuk penanganan bencana ini. Kegiatan ini diselenggarakan selama 2 hari yaitu, 17-18 September 2022 dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-14 Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh. Desa Keutapang, Aceh Utara dipilih sebagai desa binaan siaga bencana mengingat tingginya angka kejadian bencana banjir di desa tersebut. “Banjir berasal dari air kiriman yang datang dari arah kecamatan Pirak Timu dan Matangkuli, dan akan bertahan selama 7-10 hari pada musim hujan”, ungkap Muchtar Ali Risyad selaku Geuchik Desa Keutapang.
Desa Binaan Kedokteran Kebencanaan ini merupakan wujud kepedulian sekaligus bentuk pengabdian civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh kepada masyarakat terutama dibidang kedokteran kebencanaan sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma perguruan tinggi, dan juga sebagai upaya dalam mewujudkan visi misi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh, yaitu unggul dalam manajemen bencana ditingkat internasional. Hal tersebut disampaikan dr.Muhammad Sayuti Sp.B, Subsp. BD (K), selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh dalam pidato peresmian kegiatan Desa Binaan Siaga Bencana di Desa Keutapang ini.
Kegiatan dihadiri oleh Pj Bupati Aceh Utara, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unimal, Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara, Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Ketua IDI Aceh Utara, Direktur RSU Cut Meutia, Direktur RSU Pratama dr. Muchtar Hasbi, Camat Lhoksukon, berbagai tamu undangan lainnya, serta diramaikan oleh masyarakat setempat.
Pada hari pertama kegiatan, dilakukan pembentukan satgas (satuan tugas) siaga bencana yang dipersiapkan untuk membantu evakuasi korban banjir. Dalam pembentukannya, Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh bekerjasama dengan BPBD Aceh Utara untuk melatih pemuda pemudi desa setempat dengan membuat simulasi bencana banjir. Setelahnya dilanjutkan dengan pemasangan Early Warning System, yaitu alat pendeteksi dini banjir yang diciptakan langsung oleh salah satu mahasiswa FK Unimal, Hafis Pratama Putra. “Saya berharap alat tersebut dapat membantu meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Meski masih tergolong alat sederhana, namun alat tersebut dapat berfungsi dengan sangat baik. Walaupun bukan bidang ilmu yang saya tekuni secara langsung, saya sendiri berharap suatu saat dapat mengembangkan alat tersebut”, tutur Hafis.
Dilanjutkan dengan hari kedua yang merupakan puncak dari kegiatan, diisi dengan serangkaian acara, seperti penyuluhan mitigasi bencana oleh BPBD Aceh Utara, pengobatan massal spesialistik yang merupakan hasil kerjasama dari FK Unimal dengan IDI Aceh Utara, serta meresmikan alat Early Warning System tersebut oleh Azwardi Abdullah, AP, M.Si., selaku Pj Bupati Aceh Utara.
Pada kegiatan ini, FK Unimal juga menaruh perhatian terhadap kesehatan mental atau psikologi. Kesehatan mental atau psikologis masyarakat yang terdampak banjir perlu mendapatkan perhatian lebih karena dapat membuat psikologis masyarakat menjadi terganggu. Terkait hal tersebut, Dosen dari Program studi psikologi turut berpartisipasi memberikan Edukasi terkait Pannic Attack kepada warga masyarakat Desa Keutapang.
“Kami sudah terbiasa dengan kondisi banjir ini setiap tahunnya, trauma dalam diri sebagai anak remaja mungkin saya tidak separah tua saya, tetapi yang menjadi perhatian lebih saya adalah ketakutan dan kepanikan pra-bencana, seperti saat sudah memasuki musim hujan, kami sekeluarga sudah mempersiapkan barang-barang berharga dan barang penting lainnya untuk ditempatkan ke tempat yang lebih tinggi, musim hujan pun membuat kami tidak tenang, seperti susah tidur karena takut air masuk ke dalam rumah, tetapi dengan adanya program ini, saya menjadi lebih mampu dan siap untuk menghadapi ketakutan saya”, ujar Fauziah (21 Tahun).
Selain itu, pada Kegiatan Desa Binaan ini juga turut dihadiri oleh kader Stunting Desa Keutapang. Stunting adalah penyakit gagal tumbuh yang dimana anak tersebut memiliki perawakan kerdil, ia memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan anak seusianya, yang akan berdampak tidak baik dikemudian hari. Berdasarkan laporan dari kader dan bidan desa, menyatakan bahwasanya para masyarakat di Desa Keutapang sudah mengetahui dan sudah mendapatkan edukasi yang cukup terkait stunting. Angka stunting di Desa Keutapang sudah tidak ada. Bidan di desa tersebut juga mengatakan bila ditemukan stunting makan akan diberantas dengan cara meningkatkan ANC (Antenatal Care) pada ibu hamil, edukasi pada keluarga, pemberian ASI eksklusif serta pembersihan sanitasi secara berkala. Terkait dengan dosen dari prodi kedokteran juga memberikan edukasi tambahan tentang pencegahan stanting sehingga kedepan juga desa Ketapang bisa bebas stanting.
Azwardi Abdullah, AP, M.Si., selaku Pj Bupati Aceh Utara, berharap dengan adanya Desa Binaan Kedokteran Kebencaan di Desa Keutapang ini, maka akan hadir desa-desa binaan lainnya di Aceh Utara. Kegiatan ini juga menjadi awal dari kerjasama FK Unimal dengan berbagai instansi lain yang ada di Aceh Utara dalam membentuk Desa Binaan. Hal ini ditunjukkan dengan penandatanganan MoU yang mendukung usaha-usaha penanggulangan bencana banjir. “Saya merasa senang dan berterimakasih dengan diadakannya kegiatan ini. Masyarakat merasa terbantu dan berharap desa lain juga dapat dibantu kedepannya”, ungkap Muslim Hamidi, salah satu warga desa Keutapang.