Seminar ILMPI X IGTC “Dari Tiada Menjadi Ada”

Sabtu, 05 November 2022 Program Studi Psikologi Fakultas kedokteran Universitas Malikussaleh.Mengadakan seminar ILMPI X IGTC dengan tema “Dari Tiada Menjadi Ada”. Kegiatan seminar ini di buka secara resmi oleh ibu Nursan Junita S. Psi., B. Hsc, MA selaku ketua Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh. Beliau mengatakan “ILMPI sebenarnya ada tetapi kurang eksis saja jadi dengan diadakan seminar ini semoga kedepannya ILMPI bisa membuat Psikologi tersenyum sesuai dengan ILMPI yang telah kita nyanyikan sebelumnya”.

Pemateri ILMPI yang dihadirkan adalah Nurul Hafizah selaku badan koordinator kesekretariatan wilayah VII ILMPI yang dipandu oleh moderator yaitu Alifa Azna Alayya. Kegiatan ini diadakan secara langsung di RKU Ekonomi Bukit Indah Universitas Malikussaleh dengan jumlah peserta 177 orang. Kegiatan ini dihadiri oleh ketua program studi psikologi, sekretaris jurusan psikologi, dan mahasiswa/i program studi Psikologi Universitas Malikussaleh. Tujuan dari seminar ini adalah untuk mengenalkan sejarah terbentuknya ILMPI.

Nurul Hafizah selaku narasumber pertama mengatakan bahwa Ikatab mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) adalah sebuah lembaga ikatan mahasiswa psikologi tingkat nasional yang menaungi mahasiswa psikologi seluruh indonesia agar dapat berkiprah dalam pembangunan nasional dan menjadi wadah organisasi kemahasiswaan psikologi seluruh indonesia ditingkat eksekutif, yang berorientasi pada pengembangan kualitas sumber daya mahasiswa yang berdaya guna dan berkontribusi nyata dalam pembangunan nasional. ILMPI dibentuk pada 18 februari 2006.

Selanjutnya untuk membahas tentang materi PPKS (Pencegahan dan penaganan kekerasan seksual) di perguruan tinggi. Ibu Ella suzanna S. Psi., M. Hsc selaku narasumber kedua mengatakan bahwa kekerasan seksual itu merupakan segala perilaku yang dilakukan dengan menyasar seksualitas atau organ seksual seseorang tanpa adanya persetujuan, dan memiliki unsur paksaan atau ancaman. Perilaku seksual itu bukan hanya tentang sentuhan fisik saja tetapi bisa juga dari cara mereka mengirim pesan-pesan yang memiliki unsur-unsur seksualitas seperti mengirim stiker dengan gambar pornografi sehingga membuat seseorang merasa tidak nyaman.

Akhir acara narasumber menyampaikan “Bicarakan Keberanian, Perjuangkan Keadilan, Mari Bersama Hapus Kekerasan Seksual”.

Bagikan ini :