Dosen Psikologi Unimal Melatih Santri Dayah Al-Muslimun Mengelola Emosi Untuk Mencegah Bullying

Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh mengadakan kegiatan memberikan psikoedukasi dan pelatihan kepada santri-santri di Pondok Pesantren Al-Muslimun Lhoksukon pada Senin, 31 Oktober 2022.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertajuk “Psikoedukasi Manajemen Emosi Pada Remaja dalam Mencegah Perilaku Bullying di Pondok Pesantren Al-Muslimun Lhoksukon” ini dimulai pukul 8.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB di Dayah Terpadu Al-Muslimun yang bertempat di Meunye Matang Ubi, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara.

Ketua tim pelaksana, Ella Suzanna, S.Psi., MHSc., mengatakan “kegiatan psikoedukasi dan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen psikologi”

“Tujuannya adalah memberikan edukasi kepada santri mengenai bullying dan bagaimana strategi pencegahannya agar kasus ini tidak terjadi lagi di lingkungan pondok pesantren” lanjut Ella.

Selain psikoedukasi, Ella dan tim juga memberikan pelatihan manajemen emosi dalam upaya mencegah terjadinya bullying kepada para santri. Selain Ella, tim dosen yang berperan dalam kegiatan ini yaitu: Nursan Junita, BHSc., MA., Syahrial, S.Pi., M.Si., dan Idar Sri Afriyanti Zebua, S.Psi., M.Psi.

Adapun tujuan dilakukannya kegiatan psikoedukasi ini adalah untuk adalah untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi pada remaja yang tinggal di pondok pesantren Al-Muslimun agar dapat mencegah perilaku-perilaku bullying yang sering terjadi di kalangan remaja.

Salah satu pemateri, Idar Sri Afriyanti mengatakan “Manajemen emosi ini adalah bagaimana remaja mampu mengendalikan emosinya baik sebagai pelaku bullying maupun sebagai korban bullying di asrama atau sekolah, agar santri dapat lebih mengontrol perilakunya disaat mengalami emosi tertentu, baik emosi positif maupun emosi negatif.”

Kegiatan psikoedukasi dan pelatihan ini dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode yaitu metode ceramah, diskusi kelompok, dan membuat tugas psikodrama agar santri dapat mempraktekkan secara langsung bagaimana cara mengendalikan perilakunya disaat mengalami emosi tertentu.
“Dengan berbagai metode ini, semua santri ikut berpartisipasi aktif dalam kelompok, sehingga dapat memahami konsep manajemen emosi dalam mencegah perilaku bullying ke depannya.” Lanjut Idar

Bagikan ini :